Icapila Daeng Kana Benteng Balangnipa


Kampoeng Litha BENTENG BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI

Benteng Balangnipa Benteng Balangnipa sebagaimana bentuk mulanya, segi empat, pada tahun 1864, setelah dikuasai oleh Belanda, Benteng Balangnipa berubah konstruksinya menjadi bangunan yang dindingnya terbuat dari bahan bata merah, pasir, kapur, semen, lantai kayu, atap dari genteng, dan selesai dibangun pada tahun 1868. Dari sejak berdirinya benteng ini hingga sekarang Benteng Balangnipa.


Wisata Benteng Balangnipa Sinjai sejarah wisata sulawesi YouTube

Benteng Balangnipa didirikan oleh tiga kerajaan yaitu Kerajaan Bulo-Bulo, Kerajaan Tondong dan Kerajaan Lamatti pada tahun 1557. Benteng ini dibangun dengan susunan batu gunung yang direkatkan menggunakan lumpur dari sungai Tangka dimana ketebalan dindingnya adalah Siwali Reppa atau setengah dupa.


4 Benteng Bersejarah di Sulsel yang Tegak Melawan Zaman

West Mifflin is a borough in Allegheny County, Pennsylvania, United States, located southeast of downtown Pittsburgh.The population was 19,589 at the 2020 census. It is named after Thomas Mifflin, 1st Governor of Pennsylvania, signer of the United States Constitution, and 1st Quartermaster General of the United States Army.. Although the borough is heavily residential, it is home to one of.


Benteng Balangnipa, Saksi Sejarah Perjuangan Masyarakat Sinjai Dahulu

Benteng Balangnipa dibangun pada tahun 1557 di wilayah Kerajaan Lamatti. Pembangunannya diadakan bersama oleh tiga kerajaan dalam Konfederasi Tellu Limpoe, yaitu Kerajaan Lamatti, Kerajaan Tondong dan Kerajaan Bulo-Bulo. Benteng Balangnipa telah ditetapkan sebagai situs bersejarah dan museum di Kabupaten Sinjai. Di dalamnya diadakan kegiatan.


Benteng Balangnipa Kokohnya Tempat Bersejarah di Sulawesi Selatan

Benteng Balangnipa pernah dimanfaatkan untuk pejuang kemerdekaan RI (angka tahun pada temuan mata uang punya korelasi kuat dalam hal ini), asrama kepolisian, dan saat ini belum dimanfaatkan rencananya untuk museum daerah. Benteng ini terbukti nyata menjadi arti penting khususnya bagi daerah Sinjai dan bagi Belanda ketika hendak menguasai Bone.


Icapila Daeng Kana Benteng Balangnipa

Benteng ini seluas luas 190 meter persegi, dan berbentuk persegi empat. Dibangun selama empat tahun dengan material seperti bata merah, pasir, kapur, semen, lantai kayu, serta atap dari genteng. Pemandangan Benteng Balangnipa, salah satu obyek wisata di Kabupaten Sinjai (Sulawesi Selatan) pada dekade 1890-an. (Dok.


Kampoeng Litha Benteng Balangnipa Kabupaten Sinjai

Benteng sebagai simbol bersatunya tiga kerajaan dan dijadikan benteng pertahanan bagi kolonial Belanda ini masih menyimpan beregam pesona serta misteri. Benteng Balangnipa yang terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini didirikan pada tahun 1557 oleh tiga kerajaan setempat yakni kerajaan.


Benteng Balangnipa, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Sinjai

Benteng Balangnipa yang terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini didirikan pada tahun 1557 oleh tiga kerajaan setempat yakni kerajaan Bulo-bulo, Lamatti dan Tondong yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Tellulimpoe.


Benteng Balangnipa, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Sinjai

Benteng Balangnipa awalnya didirikan oleh Persekutuan Tellu Limpo'E, yakni tiga kerajaan kecil Bulo-Bulo, Tondong dan Lamatti yang bergabung menjadi satu daerah pemerintahan pada tahun 1557. Bentuk awalnya pun sangat sederhana, hanya gundungan batu gunung yang direkatkan dengan lumpur. Tujuan pendiriannnya yakni menahan serangan tentara.


Benteng Balangnipa, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Sinjai

Benteng Balangnipa Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. SK. Penetapan Situs : 240/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Juwono Sudarsono, M.A. Deskripsi : Benteng Balangnipa sebagaimana bentuk mulanya, segi empat, pada tahun 1864, setelah dikuasai oleh Belanda, Benteng Balangnipa berubah.


Pesona Wisata Kabupaten Sinjai, Ada yang Tak Kalah Cantik dengan Maladewa

Benteng Balangnipa dibangun oleh Belanda pada tahun 1545 dan dipergunakan sebagai pos dagang dan pertahanan untuk mengamankan kawasan perdagangan di kota Makassar. Benteng ini memiliki bentuk segitiga dengan delapan bastion, dan menawarkan pemandangan spektakuler dari Laut Flores dan Teluk Makassar.


Kampoeng Litha Benteng Balangnipa Kabupaten Sinjai

Benteng Balangnipa terletak di Kabupaten Sinjai tepatnya Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Sulawesi Selatan. Cagar budaya ini terbilang strategis mengingat pengunjung dapat dengan mudah sampai ke destinasi. Wisatawan dapat menggunakan kendaraan baik roda dua ataupun roda empat. Bahkan berbagai alat transportasi pun bisa dimanfaatkan.


Kampoeng Litha BENTENG BALANGNIPA KABUPATEN SINJAI

Benteng Ini Merupakan Salah Satu Dari Tiga Benteng Terbesar di Sulawesi Selatan.Jika di Makassar ada Benteng Rotterdam dan Somba Opu, di kabupaten Sinjai ada.


Benteng Balangnipa, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Sinjai

Benteng Balangnipa terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Benteng sebagai simbol bersatunya tiga kerajaan dan dijadikan benteng pertahanan bagi kolonial Belanda ini masih menyimpan beregam pesona serta misteri. Benteng ini didirikan pada tahun 1557 oleh tiga kerajaan setempat yakni kerajaan.


Evaluasi Pengendalian Pemanfaatan di Situs Benteng Balangnipa dan Batu

Benteng Balangnipa didirikan pada Tahun 1557 oleh tiga kerajaan yaitu Kerajaan Bulo-Bulo, Kerajaan Tondong dan Kerajaan Lamatti yang dikenal dengan istilah Kerajaan Tellu Limpo E.Konstruksi awal Benteng Balangnipa berupa susunan batu gunung yang direkatkan dengan lumpur dari Sungai Tangka dengan ketebalan dinding Siwali Reppa atau setengah depa.


Benteng Balangnipa YouTube

Benteng Balangnipa berada di Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Rabu (6/2/2019). Benteng ini berawal dari benteng Kerajaan Tellulimpoe pada tahun 1557 yang dibangun dari batu gunung yang diikat dengan lumpur dari Sungai Tangka. Benteng ini menjadi simbol perlawanan terhadap kedatangan Belanda.